“DOMINO” DEBUT ALBUM DARI ROTTORHEAD

Setelah Satu Dekade “Tampil” Sebagai Motörhead, Kini Rottorhead Menyadari Bahwa Rilis Lagu-Lagu Sendiri Lebih Mumpuni

Terbentuk di Yogyakarta pada tahun 2012, Rottorhead pada awalnya dimaksudkan untuk membawakan lagu-lagu dari band legendaris dari Inggris, Motörhead untuk sekadar branding dan saat tampil di pentas.

Rupa-rupanya, selama satu dekade eksis mereka sempat (juga) mengalami pergantian formasi. Dari yang awal terbentuknya ada Ngaliyul Wafa (Ali) pada drum, Ady Kristiwibowo (Ady) pada vokal, Unggul (Unx) pada bass, dan Dery Prananda (Dery) pada gitar. Karena satu dan lain hal, posisi Unx kemudian digantikan oleh Langgeng Wibowo (Langgeng Rock) pada posisi bass. Langgeng kemudian ingin berkonsentrasi dengan karir bermusiknya sendiri yang menyisakan tiga personel di Rottorhead, Ali (Drum), Ady (Bass/Vocal), dan Dery (Gitar). Tidak lama setelah itu bergabunglah seorang gitaris thrash punk Satya Sawung Wirayudha (Tiok) yang mengisi posisi gitar menemani Dery,formasi inilah yang kemudian bertahan hingga sekarang.

Kini, tampaknya mereka menyadari, bertahun-tahun membawakan lagu-lagu dari Motorhead di tiap gigs ternyata “capek” juga. Setelah melalui proses produksi yang cukup panjang selama 2020 – 2021 lalu, maka di satu dekade eksistensinya ini mereka mantab ingin menjajaki sebuah pencapaian yang berbeda, yakni dengan membuat album penuh yang bermuatan lagu-lagu mereka sendiri.

Di debut album yang mereka beri tajuk “DOMINO” ini, Rottorhead mencoba merangkum dan mengolah perbedaan pengaruh dalam bermusik tiap personel yang ternyata justru memberikan warna tersendiri pada tiap lagu dalam album perdana ini, yang kemudian melebur dan kembali pada satu kesukaan yang sama, Motörhead. Ya, Lemmy dkk adalah kunci.

Domino berisi tujuh komposisi yang terdiri dari enam lagu original dan satu lagu cover milik band Yogyakarta, Seek Six Sick. Pengaruh kental dari musik rock 70’s, thrash metal, punk dan tentu saja Motorhead, menjadikan lagu-lagu di album ini lebih bernuansa old school heavy metal dan hard rock. Beberapa lagu juga bertempo medium fast diselingi dengan warna rock ballads era 70/80’s.

Sebagai informasi, lirik dalam tiap lagu merupakan curhatan tiap personil, juga representasi dari kehidupan sehari-hari mereka. Mulai dari cerita tentang kehidupan yang berat hingga menertawakan diri sendiri sebagai perwujudan konflik sosial di masyarakat.

Album “DOMINO” seluruhnya dikerjakan secara mandiri di Repertoire Home Recording Studio Yogyakarta, dan diproduksi oleh Label Repertoire Records. Semua lagu di album ini diaransemen bersama dan direkam dengan metode one take semi-live recording tanpa metronome. Dan artwork album DOMINO dikerjakan salah satu seniman muda Yogyakarta, bernama Doni.

Domino tracks :
– Run Out Of Luck
– Drinking & Riding
– Payment Due
– Fast Chilli
– A Journey
– WFH
– Rock & Roll Suicide (Seek Six Sick – cover)

Dan sebagai informasi, Rottorhead akan menggelar mini konser peluncuran album Domino sekaligus cendera mata Rottorhead di salah satu tempat kawasan Sleman Yogyakarta. Berikut publikasinya:

Untuk informasi acaranya, silakan simak akun-akun media sosial Rottorhead di Twitter maupun Instagram dengan nama: rottorhead. Atau bisa menghubungi kontak 0815 7818 2037 (dos hermanos).

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *