Lokakarya “Behind The Music & Sound of Gundala” sukses digelar di Kampus UIC – College BSD
Lokakarya ini merupakan hasil kerjasama antara Gulir Bunyi Workshop Center dan UniSadhuGuna International College (UIC). Lokakarya berlangsung mulai pukul 14:00 WIB hingga Pukul 16:30 WIB yang dihadiri tidak kurang dari 70 peserta. Peserta yang hadir terdiri dari mahasiswa, musisi, dan pekerja industri kreatif yang tertarik pada bidang film scoring dan sound design. Acara yang berformat talkshow menghadirkan narasumber sutradara Joko Anwar, tim Rooftop Sound – Aghi Narottama, Bemby Gusti, dan Tony Merle, serta tim dari Cross Fade Audio Post – Doyok dan Reyhan.
Acara dibuka dengan pemutaran cuplikan dibalik layar pembuatan sound track film Gundala. Pada video tersebut ditampilkan pesan singkat sang sutradara Joko Anwar kepada Aghi Narottama yang berisi rekaman nyanyian Joko Anwar yang menjadi melodi tema utama dari film Gundala. Joko Anwar tampil sebagai pembicara pertama, ia menjelaskan bahwa cerita yang ia bangun di film Gundala berskala besar dan menginginkan musik dan tata suara yang dapat menciptakan universe bagi tokoh Sancaka dan karakter lainnya dalam film tersebut. Ia juga mengingatkan bahwa pentingnya tim penata musik dan suara dalam sebuah produksi film, musik merupakan bagian yang tak terpisahkan dari adegan dan dialog dalam sebuah film. Joko Anwar juga menyampaikan pesan kepada para peserta bahwa industri film tanah air masih membutuhkan banyak tenaga di bidang musik dan tata suara, ia memberi semangat para peserta untuk tidak ragu ragu menekuni bidang ini.
Rooftop Sound Records sebagai tim penata musik menjelaskan proses pembuatan musik ilustrasi film Gundala yang dimulai dari interpretasi skenario hingga membahas musik untuk setiap adegan. Bemby membagikan pengalaman bekerja dengan Joko Anwar yang menurutnya selalu dapat mendorong kreativitas dirinya sebagai komposer musik. Aghi menjelaskan bahwa penguasaan teknologi juga menjadi sangat penting untuk saat ini, segala keterbtasan dan kendala yang ada dapat diminimalisir dengan menguasai teknologi musik. Tony Merle menjelaskan bagaimana ia sebagai produser musik mengelola tim yang terdiri dari komposer musik, musisi, dan penata suara dapat bekerja dengan maksimal dalam produksi film Gundala. Aghi juga menambahkan bahwa pentingnya kerjasama dan komunikasi dalam sebuah produksi film yang melibatkan tim dari berbagai latar belakang disiplin ilmu.
Sesi terakhir dalam talkshow ini menampilkan tim Cross Fade Audio Post yang menggarap tata suara film Gundala. Doyok menjelaskan bagaimana ia menerjemahkan keinginan sang sutradara dari segi penataan suara. Ia menjelaskan pentingnya penataan suara yang dapat menciptakan suasana tertentu dari tiap adegan. Reyhan sebagai sound effect editor menceritakan bagaimana suara ikonik “petir” dalam film Gundala tercipta. Tim Cross Fade Audio Post juga menceritakan pengalaman mixing menggunakan teknologi Dolby Atmos yang dilakukan di Thailand. Film Gundala merupakan film pertama di Indonesia yang menggunakan teknologi Dolby Atmos . Acara ditutup dengan sesi tanya jawab, peserta sangat antusias bertanya kepada semua narasumber.
Gulir Bunyi (+628119746399 whatsapp only) , arnandoputra@gulirbunyi.com
UIC College, ( +622150152701), kristen.salomina@unisadhuguna.org