MEGATRUH MERILIS SINGLE ANYAR “LOKAKARYA LUPA”

LOKAKARYA LUPA LUPA LUPA COVER

Processed with VSCOcam with b3 preset

Megatruh adalah grup musik asal Kota Malang yang bermain pada ranah Noise Rock, Post Punk, dan Seattle Sound. Pertengahan tahun 2016 ini digunakan oleh Megatruh sebagai momen untuk melepas bebas single terbaru mereka. Setelah di tahun 2015 meluncurkan album live Karnaval Nokturnal, pelepasan single terbaru ini dicanangkan sebagai sinyal segera menyusulnya album penuh Megatruh.

Single berjudul Lokakarya Lupa ini sempat disebarkan secara terselubung dalam bentuk fisik pada Record Store Day Malang 2016 yang lalu dalam jumlah yang sangat terbatas. Bekerja sama dengan Kanal30 netlabel, kini Lokakarya Lupa dapat diunduh secara bebas di pasar internet. Lagu beserta infografis dapat diakses gratis melalui laman resmi label yang dikurasi oleh Eko Marjani tersebut.

Lokakarya Lupa masih tetap menonjolkan karateristik awal Megatruh dengan raungan distorsi gitar tiga layer yang padat dan berisik. Kembali dibantu oleh Onny Maretino dari The Morning After selaku co-produser dan engineer, nuansa yang ditawarkan Megatruh tak jauh berbeda dengan lagu Wahana Bumi Megatruh, single debut yang telah dirilis pada tahun 2013 silam.

Menceritakan kisah seorang gila yang penasaran dan curiga terhadap manusia-manusia yang “waras”, Lokakarya Lupa mengejawantahkan sebuah pertanyaan sederhana tentang kegemaran manusia melarikan diri dan berlomba-lomba untuk bertransformasi ke dalam mode gila dan lupa. Kondisi hubungan sebab dan akibat yang berbeda lantas membuat latar belakang setiap orang pun tidak selalu satu ragam untuk dapat menikmati sebuah pencapaian gila dan lupa tersebut. Lalu apakah orang gila benar-benar gila? Atau adakah ironi di sana? Hanya dunia paradoksal yang mengerti. Megatruh hanya membabakannya dalam sebuah lagu.

Di dalam lagu Lokakarya Lupa akan terdengar sayup desah samar suara wanita di beberapa bagian. Suara itu dimiliki oleh Patricia Folkapolka dan Cindy Tunjang. Beruntung Megatruh mendapatkan kesediaan dua wanita cantik ini untuk berkolaborasi bersama Lokakarya Lupa. Tentu saja, nomor terbaru dari Megatruh ini dapat didengarkan dalam berbagai situasi dan kondisi. Namun disarankan untuk memasuki ‘mode gila’ terlebih dahulu untuk mendapatkan hasil dan keniscayaan pencapaian yang lebih baik.

Salam.

Megatruh,
2016.

“Awas ada orang gila,”

“Jangan lewat situ, di situ ada orang gilanya,”

Pernah curiga dengan orang gila? Jangankan curiga, takut menjadi kata yang jamak digunakan sebagai deskripsi permisif supaya tidak dekat-dekat dengan orang gila. Paradoks sosial tersemat pada jiwa-jiwa orgil yang terserak di belahan dunia manapun. Rasa takut yang muncul disertai dengan rasa iba dan memelas; sikap jijik dan kasihan pada saat yang bersamaan. Namun jika kita sempat untuk beberapa menit saja benar-benar melihat manusia gila tersebut, akan ada perasaan yang menimbulkan opsi pernyataan bahwa mereka adalah manusia paling bahagia yang pernah hidup di bumi. Mahakarya misteri penciptaan yang sarat akan keniscayaan.

Fragmen tersebut yang kemudian ditangkap oleh Megatruh untuk kemudian dibingkai dalam bentuk karya berdurasi tiga menit. Karya yang disiarkan sebagai single ini merupakan upaya Megatruh untuk mengabarkan perasaan curiga dan penuh selidik.

– Bagaimana?
– Lho, … ?
– Hmm, apaan sih.
– Hash …

Begini ceritanya.
Sebut saja Bawono (bukan nama sebenarnya), seseorang yang diklaim masyarakat sebagai orang gila setempat. Tempat tinggalnya adalah lahan parkir sebuah mini-market. Tentu saja Bawono baru bisa pulang ke rumahnya setelah mini-market tersebut tutup. Karena ruang tidurnya yang berada tepat di bawah hangatnya sinar bulan dan disejukkan oleh hembusan angin malam, siapapun yang lewat tentu dapat menyaksikkan kisah hidup mas Bawono. HD Quality tentunya.

Lalu Sanusi, masyarakat medioker yang rumahnya terletak beberapa meter saja dari mini-market. Sanusi selalu pulang larut. Tidak bisa tidak pemandangan terakhirnya sebelum sampai di rumah adalah Bawono. Sesekali dalam hati Sanusi menggerutu, ”enak sekali Bawono, saban hari kerjanya cuma cengengesan,”.

Namun Sanusi tak pernah sadar. Mas Bawono inilah yang selalu menyambutnya pulang selepas penatnya kerja seharian. Tiap kali sampai di rumah istri dan keempat anaknya sudah tidur begitu nyenyak. Ia hanya mendapati lampu-lampu ruangan di rumahnya telah padam dan sisa-sisa makan malam yang sudah dingin. Nasinya pun terlanjur menjadi karak sebagian. Senyum Bawono menjadi hal paling nyata yang dapat dinikmatinya sebelum mengistirahatkan jiwa dan raganya setiap malam.

Suatu hari Sanusi pulang dan mendapati Bawono tidak ada di kediamannya. Kemana dia? Entah pergi, entah mati, siapa yang peduli. Berturut-turut hingga berminggu-minggu lamanya Bawono tak pernah kembali. Pulang ke rumah dengan keadaan yang tidak pernah berubah, Sanusi duduk terdiam di kursi dipan teras rumahnya. Dikeluarkannya secarik kertas bekas faktur penjualan harian dan bolpoin dari dalam tas kerjanya. Lalu Sanusi mulai menulis surat.

Bagaimana bisa aku rindu dengangmu, Bawono.
Aku tak pernah sampai luluh gengsi untuk bertanya satu hal padamu.
Apa yang sebenarnya kau rasakan? Senikmat itukah kau menjalani hidupmu?
Aku dan teman-temanku, bahkan mungkin orang-orang ‘waras’ lainnya di dunia ini berlomba-lomba untuk melupakan diri. Kami membutuhkan alat bantu untuk lupa, untuk mencapai tingkatmu. Tapi kami tidak pernah berhasil sampai pada taraf itu, seperti dirimu.
Kau pikir mengapa manusia sepertiku menenggak begitu banyak alkohol hingga mabuk? Semata-mata ingin menyamaimu. Minuman itu adalah alat bantuku untuk lupa, untuk lari dari hal-hal yang membelenggu jati diriku sebagai manusia. Agar kembali tidak mengerti apa-apa. Untuk gila. Ya, untuk gila.
Beruntung bagimu dapat menikmatinya tanpa alat bantu apapun.
Apakah sesungguhnya kau lebih mengerti dunia daripada kami, Bawono?
Atau ketiditaktahuankah yang menyempurnakan segala pengetahuan?
Jika kau masih sempat kembali, ajak aku Bawono. Ajari aku untuk tersesat. Aku lelah dengan tirani.

Single Megatruh ini berjudul Lokakarya Lupa. Lagu ini sempat disebarkan secara terbatas dalam bentuk fisik pada Record Store Day Malang 2016 yang lalu dalam jumlah yang sangat terbatas. Bekerja sama dengan Kanal30 netlabel, kini Lokakarya Lupa dapat diunduh secara bebas di pasar internet. Lagu beserta infografis dapat diakses gratis melalui laman resmi label yang dikurasi oleh Eko Marjani tersebut. Megatruh sendiri berharap dengan dirilisnya Lokakarya Lupa dapat menjadi pelet yang ampuh untuk memancing mereka menyelesaikan proses penggarapan album Megatruh berikutnya.

Tentu saja, nomor terbaru dari Megatruh ini dapat didengarkan dalam berbagai situasi dan kondisi. Namun disarankan untuk memasuki ‘mode gila’ terlebih dahulu untuk mendapatkan hasil dan keniscayaan pencapaian yang lebih baik.

Salam.

Megatruh,
2016.

WAHANABUMIMEGATRUH.TUMBLR.COM
TWITTER – @MGTRH
MALANG, INDONESIA

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *