Melihat Indonesia Sebenarnya Melalui Sudut Pandang “Orang Desa”, Album Ke-5 Solois Folk Lumajang, Ismam Saurus
9 tahun karir yang telah dijalani sejak 2012 tidak membuat Ismam Saurus cepat puas. 4 album penuh yang telah dirilis yaitu Pluvia (2015) , Orang Desa (2016) Nano (2020), Dari Sebuah Malam Di Era Mati (2020), , EP Gembala (2021) dan beberapa single seperti “Laron”, “Tidak Ada Judul” dan “Mati Bosan” bahkan malah menambah semangatnya untuk terus berkarya. Musisi solo folk dari Lumajang ini masih terus konsisten eksplorai dan merilis album yang kaya tema dari kebanyakan tema yang umum seperti hubungan percintaan.
Dikelilingi pesona pariwisata alam seperti gunung dan air terjun tidak juga membuat Lumajang terlihat seperti surga. Memang Lumajang dianugerahi Bupati yang tegas dan amanah namun masalah pungli dan korupsi seperti kasus terkini yang menyeret 2 pejabat Dinsos Lumajang masih mewarnai daerah tersebut. Tema kehidupan desa yang tidak hanya didominasi keindahan alam namun juga kompleksitas politik, sosial dan lingkungan di Lumajang yang menjadi pengaruh besar dalam penulisan lagu-lagu Ismam Saurus. Sejatinya desa adalah nyawa dari Indonesia, seperti yang dikatakan Presiden RI pertama Indonesia, Ir. Soekarno “Jikalau aku melihat wajah anak-anak di desa-desa dengan mata yang bersinar-sinar “Pak Merdeka; Pak Merdeka; Pak Merdeka!” Aku bukan lagi melihat mata manusia Aku melihat Indonesia”. Hal inilah yang mendorong Ismam Saurus terus berkarya menyuarakan realitas yang ada di kampung halamannya.
Hit singles yang pernah Ismam Saurus luncurkan seperti “Cangkul Dan Sabit, Si Miskin, Gembala dan Tentu lagu Orang Desa” seperti menjadi gambaran jujur kehidupan pedesaan atau bisa dibilang “folk” atau merakyat yang otentik. Tidak hanya kehidupan pedesaan, sudut pandang orang perantauan dari kota yang dekat dengan desa menuju kota besar yang dikelilingi beton dan hiruk-pikuknya juga tertuang di lagu “Tinggal Di Jakarta”. Gaya kepenulisannya pun diakui tidak lepas dari pengaruh folk serta country Bob Dylan, Johnny Cash dan Iwan Fals yang kental dengan tema sosial. Pula, tidak menutup pengaruh musik lain seperti band pop The Beatles yang selalu mampu membuat lagu-lagu catchy dan populer. Namun, dengan influence-influence tersebut, Ismam Saurus tidak menutup diri dari musik-musik modern.
Album terbaru yang diberi judul “Orang Desa” ini direkam di Lumajang bersama sound engineer sesama musisi Lumajang yaitu Viky Yonata, diproduseri oleh Gahtan Thoriq serta diolah mixing-masteringnya oleh Dipo. Ismam Saurus pun seakan memanfaatkan waktu-waktu panjang PPKM selama November 2020 sampai Oktober 2021 untuk menyelesaikan album ini. Memang hikmahnya pengetatan mobilitas, orang lebih banyak mempunyai waktu untuk di rumah dan berkarya.
EP Gembala yang rilis di bulan April 2021 serta video yang rilis November yaitu “Pembangunan” seakan menjadi preambule menuju full album “Orang Desa”. Album yang masih bernaung di label rekaman Comforting Sounds Record ini bisa dinikmati secara digital pada tanggal 2 Desember 2021. Sebuah persembahan yang tepat sebelum memasuki masa PPKM kembali di akhir Desember nanti.
Nama album : Orang Desa
Info album : Direkam di lumajang
Produser : Gahtan
Sound Engiiner : Viky Yonata
Inspirasi : Bob Dylan, Johnycash dll
rekaman dimulai november 2020 selesai oktober 2021
mixing mastering : Dipo
Tema Lagu : Banyak menceritakan tentang kehidupan di desa
tanggal Rilis : 02 desember 2021
Label Rekaman : Comforting Sounds Record
Distribusi Fisik : Marketplace
PROFIL
Ismam Saurus adalah seorang musisi, penyanyi dan penulis lagu dari kota Lumajang, Jawa Timur. Memulai karir pada tahun 2012, Ismam Saurus memiliki gaya bermusik seperti Folk, Country, Pop dan Rock dan lewat lagu-lagunya banyak menceritakan tentang kehidupan di desa, isu lingkungan, social dan politik.
Hal-hal yang menjadi topik lirik dapat dibilang menarik. Ada tema besar yang bisa ditangkap, yaitu orang desa, banyak lagu yang menggambarkan sisi-sisi tentang desa, seperti lagu “Cangkul Dan Sabit, Si Miskin, Gembala dan Tentu lagu Orang Desa” lagu Tinggal Dijakarta pun bias dibiliang tentang keresahan orang desa yang merantau ke ibu kota. meski begitu, pada kenyataanya tidak semua lagu mengandung tema orang desa, ismam sendiri termasuk musisi yang sangat peka terhadap keadaan sosial, banyak lagu-lagu tercipta karena keresahan yang terjadi disekitar.
Dalam bermusik ismam saurus sangat dipengaruhi oleh musisi-musisi dahulu utamanya seperti bob Dylan, johnny cash, iwan fals dan the beatles walaupun demikian ismam saurus tidak menutup diri dari pengaruh musik-musik modern.
Ismam Saurus sudah merilis 5 album yaitu Pluvia (2015) , Orang Desa (2016) Nano (2020), Dari Sebuah Malam DI Era Mati (2020) , Gembala (2021) dan beberapa single seperti Laron, Tidak Ada Judul dan Mati Bosan.