SAKSIKAN DI YOUTUBE! MERAYAKAN RILISNYA “LIFELESS LAND”, DVY MENAMPILKAN SESI AKUSTIK DI ALAM TERBUKA

Merasakan Semesta yang Sedang Tidak Baik – Baik Saja : Intepretasi DVY untuk Karya Perdananya, “Lifeless Land”

MENGENAI LIFELESS LAND

“Dengan peran alam yang sangat luar biasa untuk manusia, apa yang manusia bisa berikan untuk alam?”

Beragam fenomena memilukan lingkungan hidup akhir-akhir ini semakin sering terjadi dalam riuhnya alam semesta. Kerusakan karena ulah manusia yang semakin serakah menebang pohon dan merusak hutan, mencemari sungai, udara dan tanah hingga sulitnya memutus rantai kebiasaan membuang sampah sembarangan di darat bahkan di laut.

Fenomena ini pun mengetuk gerbang pikiran dan perasaan Jasmine dan Leca, duo yang tergabung dalam grup musik bernama DVY (dibaca: divvy) untuk mewujudkannya dalam karya perdana mereka yaitu Lifeless Land. Menjadi pembuka untuk mengenal DVY, lagu Lifeless Land yang dirilis oleh Riuh Records pada 1 Oktober 2021 secara digital di platform layanan musik seperti Spotify, Apple Music, Resso, TikTok hingga YouTube Music. Rilisan DVY ini juga menjadi rilisan kedua bagi Riuh Records untuk format single setelah sukses merilis lagu “We” karya Juang Manyala.

“Lifeless Land itu tentang alam yang punya kekuatannya sendiri. Alam bisa bekerja dengan caranya sendiri,” menurut Leca saat menanggapi tentang inti yang ingin disampaikan dalam lagu ini. Selain alam bekerja dengan caranya sendiri, Leca merasa manusia semestinya bisa menjaga alam hingga generasi berikutnya. Sedangkan Jasmine menggambarkan Lifeless Land serupa alam dan manusia bisa saling bekerja sama. “Manusia diamanahkan untuk melestarikan alam bumi itu sendiri,” ungkap Jasmine.

Proses pengerjaan Lifeless Land dilakukan DVY dimulai sejak Februari 2021. “Lagunya itu jadinya di bulan April (2021)”, kata Jasmine. Ide lagu ini berawal dari Juang Manyala, yang menginginkan DVY bisa menulis tema yang lebih luas lagi seperti tentang alam. “Direkamnya juga di bulan April hingga Mei 2021,” sambungnya. Lifeless Land yang telah rampung 2 – 3 bulan lalu sebelum dirilis juga menjadi pengalaman pertama Jasmine memainkan instrumen bass. “Biasanya saya pakai gitar dan vokal. Jadi, memainkan bass sekaligus vokal ini hal baru bagi saya,” ucap Jasmine sumringah. Ia pun sempat mengatakan lagu ini menjadi tema terbaru dalam proses bermusiknya. “Sebelumnya saya lebih sering menulis lirik tentang pribadi.”

Selain proses rekamannya, Leca juga menyampaikan pengalaman berkesan selama mengerjakan dan mengalami proses visual untuk Lifeless Land. “Oiya, proses untuk pembuatan foto artwork-nya yang seru meski harus berangkat ke lokasi sebelum matahari terbit.” Jasmine dan Leca bersama tim dari Riuh Records mesti sudah sampai berada di lokasi pemotretan pada pukul 05:00 waktu setempat. “Kita cuman tidur sejam-an waktu itu. Lalu photoshoot dan sekalian produksi video itu dari sunrise sampai sunset,” ungkap Leca. “Walau kecapean, kita semua merasa senang karena hasilnya bagus.”

Menariknya, visual untuk Lifeless Land ini memunculkan sisi alam serta sentuhan manusia berupa puing-puing atau bongkahan bekas pabrik yang sudah tidak aktif dan terbengkalai. Justru ternyata, menurut Leca visualnya menjadi indah, karena alam bekerja untuk menyatu dengan sentuhan manusia itu.

Leca melanjutkan dengan harapan kepada pendengar yang akan menyimak Lifeless Land. “Mudah-mudahan (lagu ini) bisa menginspirasi orang untuk peduli sama alamnya. Dengan peran alam yang sangat luar biasa untuk manusia, apa yang manusia bisa berikan untuk alam?” Meski kenyataannya, Leca melihat masih kurang yang peduli. Lewat lagu ini, Leca ingin semampunya bisa membangkitkan kepedulian kita tentang alam. “Pertama-tama secara tidak langsung memantik orang untuk kembali ingat dengan alam,” sambung Leca.

Jasmine mengungkapkan optimisme untuk Lifeless Land bisa membawa pesan yang positif. “Bisa menjadi penyemangat untuk mengurangi sampah plastik dan kalau kita mau minum air mineral, mungkin bisa menggunakan tumbler sendiri.” Leca pun memungkas untuk memaknai Lifeless Land mesti lebih luas dibanding melihat judulnya saja. “Walaupun kita mengunakan Lifeless Land sebagai judul lagunya, tapi sebenarnya judul lagu ini semacam penekanan tentang kondisinya.”

“LIFELESS LAND” CREDITS
“Lifeless Land” by DVY
Recorded in Prolog Studio, April – May 2021

Producer: Juang Manyala
Co-Producer: Andry Bayu Jasmin
Music Arrangement: DVY
Lyrics: DVY
Vocal: Jasmine Risach
Drum: Leca
Guitar: Juang Manyala
Bass: Jasmine Risach
Mixing & Mastering: Andry Bayu Jasmin
Audio Engineer: Andry Bayu Jasmin
Design & Artwork Concept: Ethnica Design
Photographer & Video: Ai Wajdi & Wahyu Al Mardhani

Supported by:
Prolog Studio
Ethnica Design

©℗ 2021 Riuh Records

 

 

“LIFELESS LAND”

Pouring of concrete
tearing out trees
When things getting worst
getting worst
getting worst

No more Blue skies on high
The rockcets flight and fight
getting worst
getting worst
getting worst

the weather changes at will
people cannot refuse

The wind was blowing hard, Clouds absorb the sunlight
Ooh nature works

silent world, empty core
Lifeless land with nothing more

When we take the time,
we see all around us
Nature works
Nature works
Nature works

whistles past my ears,
Close my eyes, lose fears
Nature works
Nature works
Nature works

the weather changes at will
people cannot refuse

The wind was blowing hard, Clouds absorb the sunlight
Ooh nature works

silent world, empty core
Lifeless land with nothing more

 


TENTANG DVY

DVY (dibaca: divvy) merupakan duo musikal asal Makassar yang diperkuat oleh Jasmine dan Leca yang sebenar telah dipertemukan sejak masih sama-sama dalam satu sekolah di bangku SMA. Beberapa tahun kemudian di tahun 2021, mereka akhirnya dipertemukan lagi oleh Juang Manyala dari Riuh Records untuk bergabung dalam DVY. Sempat pula ingin menambah 1 personil lagi, alih-alih memutuskan untuk sekarang mantap dengan format duo.

Selain melepas karya single “Lifeless Land” dan bergabung dalam roster Riuh Records, DVY sebelumnya juga telah tampil di beberapa panggung virtual selama masa pandemi. Seperti di Honda PCX Sound from Rooftop hingga Pasar Alkisah, sebuah virtual event diinisiasi duo Senyawa asal Jogjakarta untuk menampilkan versi mereka untuk lagu “Kiamat” milik Senyawa. Lagu interpretasi ini juga termuat di laman Bandcamp milik Riuh Records di link berikut: https://riuhrecordsindonesia.bandcamp.com/

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *