BANTAL ANTI STRESS DARI UND BODEVAN “PILLOW SCREAMER”

KATARSIS SEDERHANA UND BODEVAN
Und Bodevan feat. Chika Olivia – Pillow Screamer

oleh Alif Mangkunegara – Amerta Project pada Oktober 2021
JAKARTA – Setelah sebelumnya Und Bodevan merilis single perdananya yang berjudul “Lovemosphere”. Kali ini Und Bodevan meluncurkan single kedua yang berjudul “Pillow Screamer” dalam duet bersama sang produser Chika Olivia. Peluncuran kali ini juga terasa berbeda karena dilengkapi dengan music video hasil kolaborasi antara Samarasa Creative dan Amerta Project.

Jika pada single perdananya menawarkan atmosfer yang sangat berbahagia. Dalam single keduanya ini Und Bodevan mengajak kita kembali ke fase gelap sebelumnya. Fase dimana perjuangan, pertaruhan, dan perdebatan menjadi komposisi tema utama. Dengan kata lain “Pillow Screamer” adalah fase sebelum “Lovemosphere”.

Pesan terpenting dari lagu ini adalah ekspresi kejiwaan yang terbuang. Und Bodevan pernah menjadi salah satu variabel dari data kasus bullying dan percobaan bunuh diri. Namun lagu ini bukanlah langkah Und Bodevan untuk menjadi simpatisan aktif seputar bullying dan percobaan bunuh diri. Melalui “Pillow Screamer” Und Bodevan hanya berusaha untuk sedikit berbagi pengalamannya lewat solusi sederhana yaitu pillow screaming yang mungkin dapat membantu.

Lantas mengapa bantal? Setelah sekian tahun berlalu lagu ini sebelumnya berjudul “The Midnight” atau keterangan waktu dari penulisan lagu ini. Hingga suatu hari Und Bodevan melihat fakta sains tentang “terapi bantal”. “Berteriak ke bantal bisa sangat terapeutik dan katarsis. Ini memungkinkan Anda untuk memasukkan tubuh Anda ke dalam proses dan benar-benar melepaskannya. Mendorong kemarahan keluar dan mengeluarkannya dari tubuh Anda adalah strategi yang membantu untuk mengurangi tingkat ketegangan secara keseluruhan.”, menurut salah satu lembaga terapi kejiwaan Caring Therapist of Broward asal Florida, Amerika Serikat. Ternyata terapi itu berbanding lurus dengan pengalamannya. Itulah yang menjadi dasar mengapa judul “Pillow Screamer” dipilih oleh Und Bodevan.

Pada awal lagu Und Bodevan bercerita tentang bagaimana ia mengorbankan banyak hal untuk mimpinya. Namun bukannya mendapatkan dukungan malah umpatan dan dibuang yang menjadi harganya, Und Bodevan resmi dihabisi. Keluarga, sahabat, dan kekasihnya pada saat itu semua pun perlahan pergi.

Part pre-chorus dapat dibilang menggambarkan fase tergila seorang Und Bodevan. Dia memilih berteman secara imajiner dengan bulan dan bintang yang kebetulan terbentang lurus setiap malam di jendela kamarnya. Namun amarah dan dendam ternyata tidak selalu negatif, karena di part chorus Und Bodevan berhasil mengkonversikannya menjadi semangat untuk membuktikan ke semua orang yang sudah berani menghakiminya, Und Bodevan pun bangkit.

Pada awal produksi lagu ini Und Bodevan hanya menyelesaikan bagian yang memiliki lirik hingga suatu hari Chika Olivia datang dengan ide ritme piano yang direkam dalam bentuk voice notes dari beberapa tahun sebelumnya. Part piano dari Chika yang mendamaikan namun juga dalam dan ironi ditangkap Und Bodevan dan langsung mereka jahit secara linier untuk menjadi satu kesatuan dengan “lagu awal”. “Jagat raya seperti ikut menyusun harmoni lagu ini”, tutur Und Bodevan.

Bagaimana tidak? Karena setelah bagian solo piano dari Chika, ide kembali berkembang dengan memasukan drum yang dimainkan secara dinamis dan absurd oleh David Halim. Melihat pattern drum yang bergelombang Chika pun menambahkan partikel-partikel lain yang melengkapi bagian instrumental.

Keajaiban tidak berhenti disitu. Dalam satu sesi rekaman vokal antara Und Bodevan dan vocal director Riosa Oktaf terjadilah magis selanjutnya. Awalnya Riosa tidak sengaja bergumam sinden jawa pada part klimaks intrumental di saat jeda rekaman. Ternyata ide sederhana itu mengingatkan Und Bodevan dengan sang Bunda. Maka hadirlah “Sura dira jayaningrat lebur dening pangastuti”, yang berarti “Segala sifat keras hati, picik, angkara murka hanya bisa dikalahkan dengan sikap bijak, lembut hati, dan sabar”. Part krusial ini dinyanyikan oleh Chika Olivia dengan sangat lembut. Pada akhirnya lirik di dalam lagu ini seperti sebuah perjalanan dari mulai kehadiran, menyapa pahit, bangkit dan marah, lalu akhirnya berdamai dengan keadaan. Semua pertanyaan dan pernyataan yang saling terikat dan terkait. Secara emosi dan ekspresi juga tertuang dengan baik oleh kreasi video musik yang disutradarai oleh Okky Hawin Prasetyo

Proses selanjutnya adalah penggarapan gitar yang dibantu oleh gitaris klasik Made Dien dalam rangka menghidupkan nuansa yang sudah dirakit dan memberikan tekstur. “Made diminta untuk bermain sedikit “sakit” dari biasanya.”, ujar Und Bodevan. Sedangkan untuk mixing dan mastering dieksekusi dengan tepat oleh Yoga Bagaspati sebagai finisher proses kreatif yang panjang ini.

Hal ajaib terakhir adalah artwork yang digunakan dalam single ini. Sebenarnya ini merupakan karya lampau dari Farsya Zoeleicha. Melihat karya tersebut, Und Bodevan secara langsung meminta kepada sang istri yang sekaligus pelukis karya mix media ini. Lukisan yang menjelaskan kehancuran hubungan antar manusia yang dipertanyakan melalui tiga kata tanya, siapa, apa, kenapa. Menurut Und Bodevan makna karya ini memiliki keselarasan dengan lagu yang ia tulis. Terjadilah kolaborasi seni sepasang suami istri sebagai pelengkap keutuhan “Pillow Screamer”.

Instagram : @alifmangkunegara

 

 

Amerta Project
IG: @amerta.playground

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *