Startup Weekend Yogyakarta: Empowering Culture and Tourism with Technology
Startup Weekend Yogyakarta, sebuah workshop dan kompetisi terbuka membuat bisnis rintisan berbasis digital (startup) pertama di Yogyakarta akan diadakan pada tanggal 27-29 Mei 2016 di Museum Benteng Vredeburg. Event ini merupakan cabang kegiatan Startup Weekend yang telah diadakan di lebih dari 150 negara dan didukung oleh perusahaan teknologi raksasa Google melalui program Google for Entrepreneurs. Startup Weekend Jogja edisi perdana kali ini merupakan kolaborasi antara StartupWeekend.org, Innovative Academy, dan Komunitas Night at The Museum. Innovative Academy adalah inkubasi startup yang diorganisasi oleh Universitas Gadjah Mada dan PT Kibar.
Pada Startup Weekend Yogyakarta #1, peserta akan diajak membangun bisnis digital bertema pariwisata. Hal ini diangkat berdasarkan peluang Indonesia di bidang pariwisata yang tinggi. Tahun 2015 lalu, menurut data World Bank, Indonesia mencatat angka kedatangan turis sejumlah 9 juta. Yogyakarta merupakan kota wisata terpopuler kedua setelah Bali. Ke depan, Yogyakarta yang memiliki beragam daya tarik wisata mulai dari alam, warisan budaya, dan industri seni, ditambah sumber daya manusia yang muda dan kreatif sangat berpeluang untuk mengembangkan pariwisata dengan memberdayakan teknologi.
Berdasar latar belakang tersebut Startup Weekend Jogja perlu diadakan. Dengan target 50 peserta, kegiatan ini didesain untuk mengumpulkan orang-orang yang memiliki beragam keahlian untuk membuat startup dari nol dalam 3 hari dengan total waktu 54 jam.
Akan ada sejumlah ahli di bidang pariwisata, bisnis, dan komunikasi yang berperan sebagai pembicara antara lain; Yohan Totting, seorang Google Developer Expert; Mauren Fitri dari TelusuRI, Dimas Ragil dari Pasienia, dan M. Ilman Akbar dari Traveloka. Selain itu, hadir pula Seto Lareno dari Go-jek, Stanislaus Tandelilin dari SalesStock, Bramasta Dwi Saka dari UniteUX, Eko Nuryono dari @infosenijogja, serta Junno Mahesa dari Communitea. Tak lupa hadir pula, Erwin Djunaedi selaku Founder dari Komunitas Night at the Museum.
Pada hari pertama peserta akan diajak melakukan diskusi bersama pembicara untuk mendefinisikan masalah pariwisata. Setelah masalah tersebut divalidasi, peserta akan diajak membentuk kelompok berdasarkan minat dan visi yang sama untuk membuat ide memecahkan masalah tersebut.
Hari kedua, tim-tim yang telah terbentuk akan berproses dari melakukan riset calon pengguna hingga membuat prototipe startup berupa aplikasi digital yang dapat menciptakan solusi bagi masalah pariwisata tersebut. Untuk mewujudkan produknya, peserta akan dibimbing membuat desain produk menggunakan Google Design Sprint dengan didampingi para mentor.
Hari terakhir 29 Mei 2016, setelah masing-masing tim selesai menggarap prototipe startup, mereka akan mempresentasikan hasil dengan pitching produk di hadapan dewan juri. Tiga produk startup terbaik akan diberi penghargaan sebagai pemenang.
Cara pendaftarannya adalah melewati website http://bit.ly/swyogyakarta. Harapannya dari program ini adalah entrepreneur-entrepreneur dapat membuat perubahan yang riil dengan membuat startup yang bertujuan untuk menguatkan turisme dan budaya di Yogyakarta.
Mengenal Startup Lebih Dekat
Menurut Investopedia, startup merupakan perusahaan yang berada pada fase awal perkembangan. Startup biasanya terdiri dari tim dalam jumlah kecil atau individu. Perusahaan startup menawarkan produk atau layanan yang sedang tidak tersedia di pasaran atau masih minim penawaran.
Kenapa startup? Dari segi ekonomi, usaha berbentuk startup lebih terjangkau karena memangkas biaya fisik misalnya bangunan untuk kantor atau toko. Cukup bermodalkan koneksi internet dan perangkat komputer maupun perangkat mobile menggunakan smartphone, kita bisa menjalankan sebuah usaha. Singkatnya, membuat startup cukup diawali dari website dan/atau aplikasi-aplikasi di ponsel cerdas (mobile apps). Contoh nyata yang sudah dikenal Indonesia misalnya kumpulan toko-toko daring (online marketplace) seperti Bukalapak & Tokopedia. Di bidang jasa, ada aplikasi penyedia transportasi (outsource ride) bernama Go Jek. Selain tidak butuh modal terlalu besar untuk didirikan, start up juga dapat membuat biaya pemasaran lebih ringan bila kita pandai bersiasat di dunia maya.
Indonesia masih memiliki banyak persoalan yang membutuhkan solusi. Hal ini bisa menjadi kesempatan besar untuk mengembangkan solusi secara kreatif. Jadilah bagian dari penyedia solusi dan mulai memanfaatkan peluang untuk membangun perusahaan sendiri.
Startup Weekend: Akhir Pekan untuk Selamanya
Apakah Anda pernah membayangkan bagaimana Mark Zuckerberg menghabiskan waktu di akhir pekan? Pernahkah terlintas di pikiran Anda bahwa Facebook mungkin saja dibuat ketika sebagian dari kita sibuk menghabiskan akhir pekan?
Startup Weekend menantang Anda untuk membuat perusahaan startup dalam waktu 54 jam. Startup Weekend merupakan sebuah acara yang terdiri dari berbagai latar belakang pendidikan maupun pekerjaan seperti para developer, pengelola bisnis, wirausahawan, ahli pemasaran, seniman grafis, dan masih banyak lagi untuk menawarkan ide, tempat membentuk tim, bekerja mengembangkan prototip, contoh produk, dan presentasi pada hari terakhir.
Konsep Startup Weekend banyak diadaptasi di berbagai wilayah termasuk di Indonesia. Acara ini menghasilkan banyak ide yang layak untuk diimplementasikan. Sebagian besar sudah diimplementasikan dan bahkan menjadi solusi atas permasalahan. Di Indonesia, salah satu hasil dari Startup Weekend yang dikenal adalah TaniHub. TaniHub merupakan aplikasi mobile bagi pengguna yang ingin membeli produk pertanian, langsung dari petani. TaniHub bahkan mendapatkan dukungan dari Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo.
Ingin menjadi bagian dari solusi bermanfaat selanjutnya bagi Indonesia? Luangkan akhir pekan Anda dan bertemu dengan para profesional dan penggemar startup. Siapa tahu, akhir pekan ini dapat mengubah hidup dan masa depan Anda.
Acara yang hebat, Wajib sering dibuat di Jogja nih 😉